Sunday, September 7, 2014

Puisi Tahun Baru 2015

Dalam guyuran hujan senja
aku tertunduk menyisi asa
mencari arti sebuah rasa
perspektif nyata dalam makna yang sebenarnya
terlanjur aku terhanyut dalam lautan estetika
menikmati keindahan rasa dalam bayang fatamorgana
melupakan rintihan retakan kaca
berangan rasa berbingkaikan suka
secepat cahaya aku terlena
tenggelam jiwa berkhayal surga
berguguran nyata lebur dalam duka
di gantikan derai tawa berdinding maya
Sekejap lalu aku terjaga
menyadari diri di dunia yang sebenarnya
irama angin menebarkan gundah
mengalunkan risau di aliran darah
ku coba merangkaikan kaca yang terbelah
di iringi senandung bernada resah
menyatu sudah kaca yang pecah
walau tak seperti awal tercipta
berkaca aku di antara lelah
gemetar kedua penopangku yang telah goyah
Kembali runtuh ragaku yang lemah
terpejam kejora kehilangan pelita
lenyap sudah semua arah
tak tentu kemana akan melangkah
seakan kan abadi dalam derita
tersesat aku di bawah langit tudung semesta…
-----------------
Masa-masa yang telah kita lalui dalam hidup kita
Terkadang membawa kita luka dan pilu didalam hati
Tapi kadang pula membawa keindahan yang sejukkan hati
Menjelang Tahun baru 2015 ini
Semoga Kita bisa mnginstropeksi diri kita
Agar kedepan, keburukan yang fatal takkan terulang lagi
Kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu
Dan di tahun 2015 ini
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi
Tak egois, tak berpandangan sempit, dan selalu optimis dengan apa yang kita selami dalam hidup kita
Dan saya ucapkan happy new year 2015
Selamat Tahun Baru 2015 sahabatku.
-----------------
Kutinggalkan jejak,
ditahun yang baru berlalu…….
mencoba melangkah,
menembus waktuku…………….
semasih kumampu.
Telusuri jalan nan panjang,
yang pasti kan ada akhirnya.
Ada yang senantiasa,
menggebu…..merentak…bergolak didada
mencoba …dengan segenap daya yang bisa,
tuk wujudkan sebuah cita-cita
Tak boleh ada kata…putus asa.
Tak mungkin buat kita..surut semula.
Nan lalu tak kan pernah kembali,
nan akan…di depan…tak lama menanti.
raihlah asamu, gapailah citamu, segenap mampumu.
-----------------
Pernah suatu ketika ada duka yang pernah mencercah dalam hidup penuh makna.
Di kala cobaan demi cobaan bertautan menghimpit hati merah yang menggores luka.
Pada sahabat pernah tergores duka.
Dengan keluarga pernah terajut nestapa.
Dalam usaha terantuk kendala.
Duh, semua kian tergambar dalam mata yang sulit terpejam, justru kian terbuka.
Dalam duka yang pernah ada, tertulis dalam puisi tahun baru.
Betapa segenap maaf dipinta.
Tuk goresan duka yang tak pernah disengaja.
Juga dalam lubuk hati.
Telah lama pula memberi maklum dan maaf yang sama.
-----------------
Ada suka yang tercipta.
Bermunculan dari segenap pembuluh vena.
Tuhan memberi bahagia ini tiada terkira.
Dari detik pertama di tahun ini,
berharap berlanjut pada denting terakhir masa.
Jangan pernah rasa ini terhempas sia-sia.
Dalam suka yang pernah ada.
Terbayang sederet wajah penuh cinta yang bersemayam dalam pembuluh darah.
Dalam puisi tahun baru ini.
Kubuka semua rasa yang pernah ada.
Bahwa cinta tak pernah salah memilih jalan atau masa.
Hanya Tuhan yang lebih tahu yang mana arahnya – ternyata.
Sesak hati oleh desakan rasa bahagia, riang ria terus meraja.
Duhai Tuhanku Sang Pencipta.
Jangan kau sebah bahagia yang kurasa.
Tetaplah semayamkan ini dalam dada.
Dan kupanjatkan do’a tuk mereka semua yang kucinta.
Semoga seiring sejalan abadi sepanjang masa.

No comments:

Post a Comment